Pontianak, thetanjungpuratimes.com-Kesumba adalah tumbuhan liar yang bernama latin Bixa Orellana yang biasa juga disebut rambutan hutan. Dahulu biji kesumba ini dimanfaatkan sebagai mainan untuk membuat kuku menjadi berwarna. Namun sekarang buah ini dijadikan sebagai bahan untuk pembangkit listrik tenaga surya.
Mulai meneliti tanaman kesumba, saat melihat tumbuhan tersebut banyak tumbuh di sekitar kampus Untan yang tidak digunakan.
Tumbuhan tersebut adalah tumbuhan liar jadi tidak digunakan, tanaman tersebut hanya digunakan sebagai kuteks, ternyata tanaman tersebut memiliki pigmen warna yang bagus.
Kesumba mengandung pigmen warna yang disebut bixin, biji kesumba ini dijadikan bahan untuk membuat sel surya sebagai pembangkit listrik tenaga surya.
Pada awalnya kusumba bukan sebagai sel surya melainkan sebagai sinar UV-protector atau pelindung sinar ultraviolet.
Dalam riset awal sebelumnya mendapatkan bahwa prinsip kusumba sebagai pelindung ultraviolet untuk kulit, bahwa kusumba tersebutlah yang menyerap sinar ultraviolet tersebut bukannya kulit, artinya pigmen biji kusumba ini dapat menyerap sinar ultraviolet.
Dari situlah mulai meneliti kusumba sebagai bahan sel surya atau pembangkit listrik tenaga surya. Tahun 2012, saat mendapatkan beasiswa untuk mendapatkan gelar doktor di Prancis, riset kusumba dilanjutkan, karena dirasa pada riset sebelumnya hasilnya kurang memuaskan. Dalam riset selanjutnya biji kusumba hanya mampu bertahan selama satu hari, dan pada riset terbarunya sel surya dari biji kusumba ini dapat bertahan selama sepuluh hari.
Proses untuk membuat sel surya dari biji kesumba ini, yaitu melalui beberapa tahap, yang pertama adalah tahap pemurnian dan karakteristik yang kurang lebih memakan waktu empat bulan yang kemudian dilanjutkan ke tahap berikutnya.
Biji kesumba diekstraksi dimurnikan sampai 100% yang kemudian hasil pemurnian tersebutlah yang digunakan sebagai bahan pentik dalam sel surya tersebut. Selain biji kusumba ini ada juga bahan lain yang dipakai, antara lain tanah lempung dan limbah kelapa sawit yang kemudian dijadikan suatu sistem.
Dalam satu sistem tersebut ada yang menyerap energi , mentransfer energi, dan ada yang meregenerasi energi tersebut. Sistem inilah yang mampu membuat sel surya ini dapat bertahan hinggal sepuluh hari. Bahan-bahan dan sistem sel surya inilah yang nantinya akan dipatenkan.
Aplikasinya satu sel ukuran 1 cm x 0.5 cm bisa menghidupkan satu lampu yang membutuhkan beberapa sel surya. Untuk menghidupkan lima watt lampu membutuhkan 1000 sel surya.
Tujuan meneliti kusumba ini adalah untuk memanfaatkan sumber daya yang ada di equator ini, dengan biji kesumba yang banyak hidup di daerah tropis. Terkait pematenan terhadap penelitian, sudah didaftarkan di Prancis, jadi hak paten yang akan didapat adalah hak paten Internasional.
Saat ini tumbuhan kesumba adalah tumbuhan yang langka, namun buah kesumba tersebut mudah tumbuh dan mudah berbuah, setiap tiga bulan sekali sudah dapat dipanen.
Oleh : Dr Winda Rahmalia
Dosen Kimia Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura Pontianak
(Matilda/Muhammad)
You must be logged in to post a comment.