Pontianak, FISIP UNTAN – Ketua APSI, Prof. Dr. Susetiawan, SU, menjadi keynote speaker yang ketiga. Ruangan konferensi pun nampak bertambah rame dengan kehadiran para peneliti dari berbagai instansi pemerintah di Kalimantan Barat, akademisi dari kampus yang ada di Kalimantan Barat dan praktisi yang bekerja di perusahaan maupun LSM.
Prof. Dr. Susetyawan, SU kembali mengingatkan dan memperingatkan dengan tegas bahwa sekarang banyak yang berpikir rasional tetapi tanpa nilai. Artinya tindakannya dilakukan hanya untuk kepentingannya sendiri. Apapun cara akan dilakukan demi tercapainya tujuan. Degradasi moral yang terjadi dikarenakan diabaikannya pembangunan sosial.
Meskipun angka pembangunan makro menunjukkan lebih baik tetapi perlu diperiksa apakah masyarakat menunjukkan kesejahteraan yang lebih baik juga. Ketimpangan sosial di Indonesia masih begitu besar. Segelintir orang menguasai banyak kekanyaan nasional.
Demoralisasi dalam kehidupan sosial terjadi seiring dengan pembangunan ekonomi. Intoleransi muncul, tidak hanya antar perbedaan tetapi secara internal agama dan etnis juga terjadi. Egoisme dan korupsi setiap hari menjadi kabar berita. Keserakahan terjadi tanpa batas. Media sosial jadi ajang caci maki. Kehidupan berpolitik negeri ini tampil tidak dewasa. Pancasila hanya menjadi sekedar teks hafalan tetapi belum menjadi moralitas kehidupan sehari-hari.
Pembangunan disebut pembangunan jika berimplikasi pada kehidupan yang lebih baik baik secara materiil dan non materiil. Kalau tidak maka yang terjadi adalah perusakan, ketimpangan dan ketidak-adilan. Tidak cukup hanya sekedar mengganti kata pembangunan dengan kata pemberdayaan tetapi ujungnya sama saja, tidak membangun moralitas masyarakat.
Konsep moralitas tidak hanya diartikan sebatas sikap dalam beragama. Bermoral artinya perilaku sehari-hari yang menghormati orang lain dan tidak melanggar hak-hak orang lain. Prof. Dr. Susetiawan, SU, menegaskan kembali kepada semua hadirin dalam Konferensi Nasional dan Kongres II APSI bahwa tujuan pembangunan sosial adalah membangun manusia yang manusiawi. Tidak hanya sekedar pelengkap pembangunan ekonomi.
(agus y)
You must be logged in to post a comment.