[:en]Pontianak, Fisipnews –  Penutupan Workshop Nasional APSSI. Suasana forum yang begitu cair dan penuh keakraban saat pleno rumusan hasil workshop oleh 4 komisi, kemudian berlangsung hikmat ketika MC Nuju Priyono memulai acara penutupan workshop APSSI pada Rabu sore 29 Oktober 2014 di Hotel Santika Pontianak.

Penutupan Workshop Nasional APSSI – FISIP Untan

Penutupan workshop nasional APSSI (Asosiasi Program Studi Seluruh Indonesia) diawali laporan panitia terkait dengan capaian yang dihasilkan dalam kegiatan yang membahas tentang pengelolaan jurnal dan pembelajaran kurikulum inti yakni pengantar sosiologi, metode penelitian, dan teori-teori sosiologi.

“Kegiatan sehari penuh berjalan lancar, 4 komisi sudah menghasilkan hal-hal yang bermanfaat, sehingga sosiologi di Indonesia sudah punya panduan untuk 3 mata kuliah inti dan pengelolaan jurnal agar bisa dilaksanakan secara bersama” Kata Dr.Herlan dipertengahan laporan panitia. “Kedepan sosiologi tidak lagi dibedakan oleh akreditasi C-B-A akan tapi sudah lebih kepada pandangan yang sama akan mutu materi pembelajaran sosiologi” kata Doktor muda yang juga ketua jurusan sosiologi FISIP Untan ini.

 Selanjutnya mewakili Dekan, Dr.Hardilina berterimakasih kepada peserta yang bekerja cukup antusias dalam kegiatan workshop hingga menghasilkan suatu kesatuan.  “Bukan hanya dalam hal kurikulum tetapi juga diharapkan nanti bisa menyusun buku ajar agar bisa lebih menyatukan kita semua” kata pembantu dekan bidang akademik ini.

Lebih lanjut ia berpandangan bahwa APSSI bukan hanya bertujuan mengembangkan pengetahuan tetapi juga menyambung silaturahmi sesama anggota APSSI dimana semula kita tidak saling mengenal sekarang bisa saling kenal antara satu sama lain. “Dengan silaturahmi yang erat tentu dapat membawa sosiologi lebih maju” ujarnya.

Doktor administrasi negara ini juga sedikit menjelaskan bahwa Workshop APSSI yang berlangsung di Kota Pontianak dilatari pertemuan APSSI sebelumnya di Yogyakarta. “Sekitar satu bulan lalu APSSI menawarkan pelaksanaan workshop kurikulum di Pontianak sekarang ini, dan Kami sangat terbuka untuk itu”.Beliau juga mengungkapkan rasa senang karena kehadiran dan atensi peserta yang begitu besar dalam workshop. “Semoga penat yang dirasakan bapak/ibu dapat sedikit terobati dengan wisata malam menyusuri sungai Kapuas dan esok pagi city tour seputar kota Pontianak” kata Hardilina menutup sambutannya. (dd98).

[:fr]Fisipnews – Suasana forum yang begitu cair dan penuh keakraban saat pleno rumusan hasil workshop oleh 4 komisi, kemudian berlangsung hikmat ketika MC Nuju Priyono memulai acara penutupan workshop APSSI pada Rabu sore 29 Oktober 2014 di Hotel Santika Pontianak.

Penutupan workshop nasional Asosiasi Program Studi Seluruh Indonesia diawali laporan panitia terkait dengan capaian yang dihasilkan dalam kegiatan yang membahas tentang pengelolaan jurnal dan pembelajaran kurikulum inti yakni pengantar sosiologi, metode penelitian, dan teori-teori sosiologi. “Kegiatan sehari penuh berjalan lancar, 4 komisi sudah menghasilkan hal-hal yang bermanfaat, sehingga sosiologi di Indonesia sudah punya panduan untuk 3 mata kuliah inti dan pengelolaan jurnal agar bisa dilaksanakan secara bersama” Kata Herlan dipertengahan laporan panitia. “Kedepan sosiologi tidak lagi dibedakan oleh akreditasi C-B-A akan tapi sudah lebih kepada pandangan yang sama akan mutu materi pembelajaran sosiologi” kata Doktor muda yang juga ketua jurusan sosiologi FISIP Untan ini.

 Selanjutnya mewakili Dekan, Hardilina berterimakasih kepada peserta yang bekerja cukup antusias dalam kegiatan workshop hingga menghasilkan suatu kesatuan.  “Bukan hanya dalam hal kurikulum tetapi juga diharapkan nanti bisa menyusun buku ajar agar bisa lebih menyatukan kita semua” kata pembantu dekan bidang akademik ini.

Lebih lanjut ia berpandangan bahwa APSSI bukan hanya bertujuan mengembangkan pengetahuan tetapi juga menyambung silaturahmi sesama anggota APSSI dimana semula kita tidak saling mengenal sekarang bisa saling kenal antara satu sama lain. “Dengan silaturahmi yang erat tentu dapat membawa sosiologi lebih maju” ujarnya.

Doktor administrasi negara ini juga sedikit menjelaskan bahwa Workshop APSSI yang berlangsung di Kota Pontianak dilatari pertemuan APSSI sebelumnya di Yogyakarta. “Sekitar satu bulan lalu APSSI menawarkan pelaksanaan workshop kurikulum di Pontianak sekarang ini, dan Kami sangat terbuka untuk itu”.

 Beliau juga mengungkapkan rasa senang karena kehadiran dan atensi peserta yang begitu besar dalam workshop. “Semoga penat yang dirasakan bapak/ibu dapat sedikit terobati dengan wisata malam menyusuri sungai Kapuas dan esok pagi city tour seputar kota Pontianak” kata Hardilina menutup sambutannya. (dd98).

Suasana diskusi pakar sosiologi di komisi kurikulum inti  cukup dinamis dan penuh dengan argumentasi yang mengedepankan gagasan terbaik bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan prestasi mahasiswa. Tampak Drs,Donatianus, M.Hum, ketua delegasi komisi metodologi penelitian FISIP Untan serius mencermati diskursus forum. (Beginilah gaya ketiga pemikir berpikir..kompak pegang dagu..)

 [:ja]Fisipnews – Suasana forum yang begitu cair dan penuh keakraban saat pleno rumusan hasil workshop oleh 4 komisi, kemudian berlangsung hikmat ketika MC Nuju Priyono memulai acara penutupan workshop APSSI pada Rabu sore 29 Oktober 2014 di Hotel Santika Pontianak.

Penutupan workshop nasional Asosiasi Program Studi Seluruh Indonesia diawali laporan panitia terkait dengan capaian yang dihasilkan dalam kegiatan yang membahas tentang pengelolaan jurnal dan pembelajaran kurikulum inti yakni pengantar sosiologi, metode penelitian, dan teori-teori sosiologi. “Kegiatan sehari penuh berjalan lancar, 4 komisi sudah menghasilkan hal-hal yang bermanfaat, sehingga sosiologi di Indonesia sudah punya panduan untuk 3 mata kuliah inti dan pengelolaan jurnal agar bisa dilaksanakan secara bersama” Kata Herlan dipertengahan laporan panitia. “Kedepan sosiologi tidak lagi dibedakan oleh akreditasi C-B-A akan tapi sudah lebih kepada pandangan yang sama akan mutu materi pembelajaran sosiologi” kata Doktor muda yang juga ketua jurusan sosiologi FISIP Untan ini.

 Selanjutnya mewakili Dekan, Hardilina berterimakasih kepada peserta yang bekerja cukup antusias dalam kegiatan workshop hingga menghasilkan suatu kesatuan.  “Bukan hanya dalam hal kurikulum tetapi juga diharapkan nanti bisa menyusun buku ajar agar bisa lebih menyatukan kita semua” kata pembantu dekan bidang akademik ini.

Lebih lanjut ia berpandangan bahwa APSSI bukan hanya bertujuan mengembangkan pengetahuan tetapi juga menyambung silaturahmi sesama anggota APSSI dimana semula kita tidak saling mengenal sekarang bisa saling kenal antara satu sama lain. “Dengan silaturahmi yang erat tentu dapat membawa sosiologi lebih maju” ujarnya.

Doktor administrasi negara ini juga sedikit menjelaskan bahwa Workshop APSSI yang berlangsung di Kota Pontianak dilatari pertemuan APSSI sebelumnya di Yogyakarta. “Sekitar satu bulan lalu APSSI menawarkan pelaksanaan workshop kurikulum di Pontianak sekarang ini, dan Kami sangat terbuka untuk itu”.

 Beliau juga mengungkapkan rasa senang karena kehadiran dan atensi peserta yang begitu besar dalam workshop. “Semoga penat yang dirasakan bapak/ibu dapat sedikit terobati dengan wisata malam menyusuri sungai Kapuas dan esok pagi city tour seputar kota Pontianak” kata Hardilina menutup sambutannya. (dd98).

Suasana diskusi pakar sosiologi di komisi kurikulum inti  cukup dinamis dan penuh dengan argumentasi yang mengedepankan gagasan terbaik bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan prestasi mahasiswa. Tampak Drs,Donatianus, M.Hum, ketua delegasi komisi metodologi penelitian FISIP Untan serius mencermati diskursus forum. (Beginilah gaya ketiga pemikir berpikir..kompak pegang dagu..)

 [:es]Fisipnews – Suasana forum yang begitu cair dan penuh keakraban saat pleno rumusan hasil workshop oleh 4 komisi, kemudian berlangsung hikmat ketika MC Nuju Priyono memulai acara penutupan workshop APSSI pada Rabu sore 29 Oktober 2014 di Hotel Santika Pontianak.

Penutupan workshop nasional Asosiasi Program Studi Seluruh Indonesia diawali laporan panitia terkait dengan capaian yang dihasilkan dalam kegiatan yang membahas tentang pengelolaan jurnal dan pembelajaran kurikulum inti yakni pengantar sosiologi, metode penelitian, dan teori-teori sosiologi. “Kegiatan sehari penuh berjalan lancar, 4 komisi sudah menghasilkan hal-hal yang bermanfaat, sehingga sosiologi di Indonesia sudah punya panduan untuk 3 mata kuliah inti dan pengelolaan jurnal agar bisa dilaksanakan secara bersama” Kata Herlan dipertengahan laporan panitia. “Kedepan sosiologi tidak lagi dibedakan oleh akreditasi C-B-A akan tapi sudah lebih kepada pandangan yang sama akan mutu materi pembelajaran sosiologi” kata Doktor muda yang juga ketua jurusan sosiologi FISIP Untan ini.

 Selanjutnya mewakili Dekan, Hardilina berterimakasih kepada peserta yang bekerja cukup antusias dalam kegiatan workshop hingga menghasilkan suatu kesatuan.  “Bukan hanya dalam hal kurikulum tetapi juga diharapkan nanti bisa menyusun buku ajar agar bisa lebih menyatukan kita semua” kata pembantu dekan bidang akademik ini.

Lebih lanjut ia berpandangan bahwa APSSI bukan hanya bertujuan mengembangkan pengetahuan tetapi juga menyambung silaturahmi sesama anggota APSSI dimana semula kita tidak saling mengenal sekarang bisa saling kenal antara satu sama lain. “Dengan silaturahmi yang erat tentu dapat membawa sosiologi lebih maju” ujarnya.

Doktor administrasi negara ini juga sedikit menjelaskan bahwa Workshop APSSI yang berlangsung di Kota Pontianak dilatari pertemuan APSSI sebelumnya di Yogyakarta. “Sekitar satu bulan lalu APSSI menawarkan pelaksanaan workshop kurikulum di Pontianak sekarang ini, dan Kami sangat terbuka untuk itu”.

 Beliau juga mengungkapkan rasa senang karena kehadiran dan atensi peserta yang begitu besar dalam workshop. “Semoga penat yang dirasakan bapak/ibu dapat sedikit terobati dengan wisata malam menyusuri sungai Kapuas dan esok pagi city tour seputar kota Pontianak” kata Hardilina menutup sambutannya. (dd98).

Suasana diskusi pakar sosiologi di komisi kurikulum inti  cukup dinamis dan penuh dengan argumentasi yang mengedepankan gagasan terbaik bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan prestasi mahasiswa. Tampak Drs,Donatianus, M.Hum, ketua delegasi komisi metodologi penelitian FISIP Untan serius mencermati diskursus forum. (Beginilah gaya ketiga pemikir berpikir..kompak pegang dagu..)

 [:nl]Fisipnews – Suasana forum yang begitu cair dan penuh keakraban saat pleno rumusan hasil workshop oleh 4 komisi, kemudian berlangsung hikmat ketika MC Nuju Priyono memulai acara penutupan workshop APSSI pada Rabu sore 29 Oktober 2014 di Hotel Santika Pontianak.

Penutupan workshop nasional Asosiasi Program Studi Seluruh Indonesia diawali laporan panitia terkait dengan capaian yang dihasilkan dalam kegiatan yang membahas tentang pengelolaan jurnal dan pembelajaran kurikulum inti yakni pengantar sosiologi, metode penelitian, dan teori-teori sosiologi. “Kegiatan sehari penuh berjalan lancar, 4 komisi sudah menghasilkan hal-hal yang bermanfaat, sehingga sosiologi di Indonesia sudah punya panduan untuk 3 mata kuliah inti dan pengelolaan jurnal agar bisa dilaksanakan secara bersama” Kata Herlan dipertengahan laporan panitia. “Kedepan sosiologi tidak lagi dibedakan oleh akreditasi C-B-A akan tapi sudah lebih kepada pandangan yang sama akan mutu materi pembelajaran sosiologi” kata Doktor muda yang juga ketua jurusan sosiologi FISIP Untan ini.

 Selanjutnya mewakili Dekan, Hardilina berterimakasih kepada peserta yang bekerja cukup antusias dalam kegiatan workshop hingga menghasilkan suatu kesatuan.  “Bukan hanya dalam hal kurikulum tetapi juga diharapkan nanti bisa menyusun buku ajar agar bisa lebih menyatukan kita semua” kata pembantu dekan bidang akademik ini.

Lebih lanjut ia berpandangan bahwa APSSI bukan hanya bertujuan mengembangkan pengetahuan tetapi juga menyambung silaturahmi sesama anggota APSSI dimana semula kita tidak saling mengenal sekarang bisa saling kenal antara satu sama lain. “Dengan silaturahmi yang erat tentu dapat membawa sosiologi lebih maju” ujarnya.

Doktor administrasi negara ini juga sedikit menjelaskan bahwa Workshop APSSI yang berlangsung di Kota Pontianak dilatari pertemuan APSSI sebelumnya di Yogyakarta. “Sekitar satu bulan lalu APSSI menawarkan pelaksanaan workshop kurikulum di Pontianak sekarang ini, dan Kami sangat terbuka untuk itu”.

 Beliau juga mengungkapkan rasa senang karena kehadiran dan atensi peserta yang begitu besar dalam workshop. “Semoga penat yang dirasakan bapak/ibu dapat sedikit terobati dengan wisata malam menyusuri sungai Kapuas dan esok pagi city tour seputar kota Pontianak” kata Hardilina menutup sambutannya. (dd98).

Suasana diskusi pakar sosiologi di komisi kurikulum inti  cukup dinamis dan penuh dengan argumentasi yang mengedepankan gagasan terbaik bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan prestasi mahasiswa. Tampak Drs,Donatianus, M.Hum, ketua delegasi komisi metodologi penelitian FISIP Untan serius mencermati diskursus forum. (Beginilah gaya ketiga pemikir berpikir..kompak pegang dagu..)

 [:de]Fisipnews – Suasana forum yang begitu cair dan penuh keakraban saat pleno rumusan hasil workshop oleh 4 komisi, kemudian berlangsung hikmat ketika MC Nuju Priyono memulai acara penutupan workshop APSSI pada Rabu sore 29 Oktober 2014 di Hotel Santika Pontianak.

Penutupan workshop nasional Asosiasi Program Studi Seluruh Indonesia diawali laporan panitia terkait dengan capaian yang dihasilkan dalam kegiatan yang membahas tentang pengelolaan jurnal dan pembelajaran kurikulum inti yakni pengantar sosiologi, metode penelitian, dan teori-teori sosiologi. “Kegiatan sehari penuh berjalan lancar, 4 komisi sudah menghasilkan hal-hal yang bermanfaat, sehingga sosiologi di Indonesia sudah punya panduan untuk 3 mata kuliah inti dan pengelolaan jurnal agar bisa dilaksanakan secara bersama” Kata Herlan dipertengahan laporan panitia. “Kedepan sosiologi tidak lagi dibedakan oleh akreditasi C-B-A akan tapi sudah lebih kepada pandangan yang sama akan mutu materi pembelajaran sosiologi” kata Doktor muda yang juga ketua jurusan sosiologi FISIP Untan ini.

 Selanjutnya mewakili Dekan, Hardilina berterimakasih kepada peserta yang bekerja cukup antusias dalam kegiatan workshop hingga menghasilkan suatu kesatuan.  “Bukan hanya dalam hal kurikulum tetapi juga diharapkan nanti bisa menyusun buku ajar agar bisa lebih menyatukan kita semua” kata pembantu dekan bidang akademik ini.

Lebih lanjut ia berpandangan bahwa APSSI bukan hanya bertujuan mengembangkan pengetahuan tetapi juga menyambung silaturahmi sesama anggota APSSI dimana semula kita tidak saling mengenal sekarang bisa saling kenal antara satu sama lain. “Dengan silaturahmi yang erat tentu dapat membawa sosiologi lebih maju” ujarnya.

Doktor administrasi negara ini juga sedikit menjelaskan bahwa Workshop APSSI yang berlangsung di Kota Pontianak dilatari pertemuan APSSI sebelumnya di Yogyakarta. “Sekitar satu bulan lalu APSSI menawarkan pelaksanaan workshop kurikulum di Pontianak sekarang ini, dan Kami sangat terbuka untuk itu”.

 Beliau juga mengungkapkan rasa senang karena kehadiran dan atensi peserta yang begitu besar dalam workshop. “Semoga penat yang dirasakan bapak/ibu dapat sedikit terobati dengan wisata malam menyusuri sungai Kapuas dan esok pagi city tour seputar kota Pontianak” kata Hardilina menutup sambutannya. (dd98).

Suasana diskusi pakar sosiologi di komisi kurikulum inti  cukup dinamis dan penuh dengan argumentasi yang mengedepankan gagasan terbaik bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan prestasi mahasiswa. Tampak Drs,Donatianus, M.Hum, ketua delegasi komisi metodologi penelitian FISIP Untan serius mencermati diskursus forum. (Beginilah gaya ketiga pemikir berpikir..kompak pegang dagu..)

 [:]

Discover more from FISIP UNTAN

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading