[:en]Fisipnews- Workshop Nasional APSSI di Pontianak. Ada kebanggan tersendiri ketika dinyatakan bahwa kegiatan Workshop Nasional yang diselenggarakan atas kerjasama APSSI dan Sosiologi FISIP Untan tahun 2014 ini adalah kegiatan APSSI dengan jumlah peserta terbanyak sepanjang sejarahnya. Karena banyaknya peserta adalah salah satu indikator dari suksesnya kegiatan. Hal ini diungkapkan langsung Ahmad Sinala, Wakil Ketua 2 APSSI di penghujung sambutan penutupan kegiatan workshop, 29 Oktober 2014 di Hotel Santika Pontianak.
Workshop Nasional APSSI di Pontianak: Peserta terbanyak sepanjang sejarah pertemuan APSSI
“lebih dari 60 prodi Sosiologi yang hadir dengan jumlah peserta yang selama kami ikuti terbesar kali ini, di Manado, semangat kongres harus bisa lebih dari Pontianak” kata Ahmad Sinala. Dosen Untad ini juga menyampaikan apresiasi dan rasa terimakasih kepada panitia yang telah bekerja keras sejak kedatangan, pembukaan acara, pembahasan komisi, rencana menyusuri Sungai Kapuas di malam hari, dan city tour esok pagi.
Dalam pidato penutupan workshop, Ahmad Sinala menyampaikan ketidakhadiran Ketua Umum karena ada tugas di luar negeri namun beliau diharapkan mudah-mudahan bisa menghadirkan presiden Jokowi atau wapres Jusuf Kalla dalam kegiatan Kongres di Manado tahun depan.
Terkait dengan rumusan hasil kesepakatan workshop yang sebelumnya telah diplenokan, dikatakan Ahmad Sinala akan digunakan sebagai rujukan bagi prodi sosiologi dalam rangka standarisasi terkait dengan jurnal, kurikulum, penelitian dan sebagainya tanpa membedakan prodi lama atau yang baru berdiri. “Nanti tidak ada lagi dikotomi prodi yang besar atau yang kecil karena kita akan sama-sama maju dengan semangat yang sudah terbangun melalui proses-proses kerja selama ini” tegasnya.
Terkesan dengan atmosfer workshop yang diselenggarakan FISIP Untan, Ahmad Sinala menghimbau agar semangat dan kebersamaan yang demikian besar terbangun di Pontianak hendaknya bisa dijadikan starting point untuk lebih ditingkatkan kedepan, “Semoga didalam kongres di Manado nanti lebih banyak lagi peserta yang hadir” kata dia. Karena menurut dia semakin banyak peserta dari anggota APSSI maka semakin banyak pemikiran yang bisa dihasilkan untuk kemajuan bersama.
Dalam penghujung pidatonya, Ahmad Sinala menggaris bawahi suatu persoalan mendasar yang mengemuka dalam bahasan komisi seperti masih ada yang mempertanyakan apa itu sosiologi, apa urgensinya setelah dipelajari usai studi bagi kehidupan mahasiswa?, “kita perlu menata kembali APSSI kedepan guna menjawab berbagai tantangan yang dihadapi prodi-prodi sosiologi”. demikian kata Ahmad Sinala sesaat sebelum resmi menutup kegiatan Workshop. (dd98).[:fr]Fisipnews- Ada kebanggan tersendiri ketika dinyatakan bahwa kegiatan Workshop Nasional yang diselenggarakan atas kerjasama APSSI dan Sosiologi FISIP Untan tahun 2014 ini adalah kegiatan APSSI dengan jumlah peserta terbanyak sepanjang sejarahnya. Karena banyaknya peserta adalah salah satu indikator dari suksesnya kegiatan. Hal ini diungkapkan langsung Ahmad Sinala, Wakil Ketua 2 APSSI di penghujung sambutan penutupan kegiatan workshop, 29 Oktober 2014 di Hotel Santika Pontianak.
“lebih dari 60 prodi Sosiologi yang hadir dengan jumlah peserta yang selama kami ikuti terbesar kali ini, di Manado, semangat kongres harus bisa lebih dari Pontianak” kata Ahmad Sinala. Dosen Untad ini juga menyampaikan apresiasi dan rasa terimakasih kepada panitia yang telah bekerja keras sejak kedatangan, pembukaan acara, pembahasan komisi, rencana menyusuri Sungai Kapuas di malam hari, dan city tour esok pagi.
Dalam pidato penutupan workshop, Ahmad Sinala menyampaikan ketidakhadiran Ketua Umum karena ada tugas di luar negeri namun beliau diharapkan mudah-mudahan bisa menghadirkan presiden Jokowi atau wapres Jusuf Kalla dalam kegiatan Kongres di Manado tahun depan.
Terkait dengan rumusan hasil kesepakatan workshop yang sebelumnya telah diplenokan, dikatakan Ahmad Sinala akan digunakan sebagai rujukan bagi prodi sosiologi dalam rangka standarisasi terkait dengan jurnal, kurikulum, penelitian dan sebagainya tanpa membedakan prodi lama atau yang baru berdiri. “Nanti tidak ada lagi dikotomi prodi yang besar atau yang kecil karena kita akan sama-sama maju dengan semangat yang sudah terbangun melalui proses-proses kerja selama ini” tegasnya.
Terkesan dengan atmosfer workshop yang diselenggarakan FISIP Untan, Ahmad Sinala menghimbau agar semangat dan kebersamaan yang demikian besar terbangun di Pontianak hendaknya bisa dijadikan starting point untuk lebih ditingkatkan kedepan, “Semoga didalam kongres di Manado nanti lebih banyak lagi peserta yang hadir” kata dia. Karena menurut dia semakin banyak peserta dari anggota APSSI maka semakin banyak pemikiran yang bisa dihasilkan untuk kemajuan bersama.
Dalam penghujung pidatonya, Ahmad Sinala menggaris bawahi suatu persoalan mendasar yang mengemuka dalam bahasan komisi seperti masih ada yang mempertanyakan apa itu sosiologi, apa urgensinya setelah dipelajari usai studi bagi kehidupan mahasiswa?, “kita perlu menata kembali APSSI kedepan guna menjawab berbagai tantangan yang dihadapi prodi-prodi sosiologi”. demikian kata Ahmad Sinala sesaat sebelum resmi menutup kegiatan Workshop. (dd98).[:ja]Fisipnews- Ada kebanggan tersendiri ketika dinyatakan bahwa kegiatan Workshop Nasional yang diselenggarakan atas kerjasama APSSI dan Sosiologi FISIP Untan tahun 2014 ini adalah kegiatan APSSI dengan jumlah peserta terbanyak sepanjang sejarahnya. Karena banyaknya peserta adalah salah satu indikator dari suksesnya kegiatan. Hal ini diungkapkan langsung Ahmad Sinala, Wakil Ketua 2 APSSI di penghujung sambutan penutupan kegiatan workshop, 29 Oktober 2014 di Hotel Santika Pontianak.
“lebih dari 60 prodi Sosiologi yang hadir dengan jumlah peserta yang selama kami ikuti terbesar kali ini, di Manado, semangat kongres harus bisa lebih dari Pontianak” kata Ahmad Sinala. Dosen Untad ini juga menyampaikan apresiasi dan rasa terimakasih kepada panitia yang telah bekerja keras sejak kedatangan, pembukaan acara, pembahasan komisi, rencana menyusuri Sungai Kapuas di malam hari, dan city tour esok pagi.
Dalam pidato penutupan workshop, Ahmad Sinala menyampaikan ketidakhadiran Ketua Umum karena ada tugas di luar negeri namun beliau diharapkan mudah-mudahan bisa menghadirkan presiden Jokowi atau wapres Jusuf Kalla dalam kegiatan Kongres di Manado tahun depan.
Terkait dengan rumusan hasil kesepakatan workshop yang sebelumnya telah diplenokan, dikatakan Ahmad Sinala akan digunakan sebagai rujukan bagi prodi sosiologi dalam rangka standarisasi terkait dengan jurnal, kurikulum, penelitian dan sebagainya tanpa membedakan prodi lama atau yang baru berdiri. “Nanti tidak ada lagi dikotomi prodi yang besar atau yang kecil karena kita akan sama-sama maju dengan semangat yang sudah terbangun melalui proses-proses kerja selama ini” tegasnya.
Terkesan dengan atmosfer workshop yang diselenggarakan FISIP Untan, Ahmad Sinala menghimbau agar semangat dan kebersamaan yang demikian besar terbangun di Pontianak hendaknya bisa dijadikan starting point untuk lebih ditingkatkan kedepan, “Semoga didalam kongres di Manado nanti lebih banyak lagi peserta yang hadir” kata dia. Karena menurut dia semakin banyak peserta dari anggota APSSI maka semakin banyak pemikiran yang bisa dihasilkan untuk kemajuan bersama.
Dalam penghujung pidatonya, Ahmad Sinala menggaris bawahi suatu persoalan mendasar yang mengemuka dalam bahasan komisi seperti masih ada yang mempertanyakan apa itu sosiologi, apa urgensinya setelah dipelajari usai studi bagi kehidupan mahasiswa?, “kita perlu menata kembali APSSI kedepan guna menjawab berbagai tantangan yang dihadapi prodi-prodi sosiologi”. demikian kata Ahmad Sinala sesaat sebelum resmi menutup kegiatan Workshop. (dd98).
[:es]Fisipnews- Ada kebanggan tersendiri ketika dinyatakan bahwa kegiatan Workshop Nasional yang diselenggarakan atas kerjasama APSSI dan Sosiologi FISIP Untan tahun 2014 ini adalah kegiatan APSSI dengan jumlah peserta terbanyak sepanjang sejarahnya. Karena banyaknya peserta adalah salah satu indikator dari suksesnya kegiatan. Hal ini diungkapkan langsung Ahmad Sinala, Wakil Ketua 2 APSSI di penghujung sambutan penutupan kegiatan workshop, 29 Oktober 2014 di Hotel Santika Pontianak.
“lebih dari 60 prodi Sosiologi yang hadir dengan jumlah peserta yang selama kami ikuti terbesar kali ini, di Manado, semangat kongres harus bisa lebih dari Pontianak” kata Ahmad Sinala. Dosen Untad ini juga menyampaikan apresiasi dan rasa terimakasih kepada panitia yang telah bekerja keras sejak kedatangan, pembukaan acara, pembahasan komisi, rencana menyusuri Sungai Kapuas di malam hari, dan city tour esok pagi.
Dalam pidato penutupan workshop, Ahmad Sinala menyampaikan ketidakhadiran Ketua Umum karena ada tugas di luar negeri namun beliau diharapkan mudah-mudahan bisa menghadirkan presiden Jokowi atau wapres Jusuf Kalla dalam kegiatan Kongres di Manado tahun depan.
Terkait dengan rumusan hasil kesepakatan workshop yang sebelumnya telah diplenokan, dikatakan Ahmad Sinala akan digunakan sebagai rujukan bagi prodi sosiologi dalam rangka standarisasi terkait dengan jurnal, kurikulum, penelitian dan sebagainya tanpa membedakan prodi lama atau yang baru berdiri. “Nanti tidak ada lagi dikotomi prodi yang besar atau yang kecil karena kita akan sama-sama maju dengan semangat yang sudah terbangun melalui proses-proses kerja selama ini” tegasnya.
Terkesan dengan atmosfer workshop yang diselenggarakan FISIP Untan, Ahmad Sinala menghimbau agar semangat dan kebersamaan yang demikian besar terbangun di Pontianak hendaknya bisa dijadikan starting point untuk lebih ditingkatkan kedepan, “Semoga didalam kongres di Manado nanti lebih banyak lagi peserta yang hadir” kata dia. Karena menurut dia semakin banyak peserta dari anggota APSSI maka semakin banyak pemikiran yang bisa dihasilkan untuk kemajuan bersama.
Dalam penghujung pidatonya, Ahmad Sinala menggaris bawahi suatu persoalan mendasar yang mengemuka dalam bahasan komisi seperti masih ada yang mempertanyakan apa itu sosiologi, apa urgensinya setelah dipelajari usai studi bagi kehidupan mahasiswa?, “kita perlu menata kembali APSSI kedepan guna menjawab berbagai tantangan yang dihadapi prodi-prodi sosiologi”. demikian kata Ahmad Sinala sesaat sebelum resmi menutup kegiatan Workshop. (dd98).[:nl]Fisipnews- Ada kebanggan tersendiri ketika dinyatakan bahwa kegiatan Workshop Nasional yang diselenggarakan atas kerjasama APSSI dan Sosiologi FISIP Untan tahun 2014 ini adalah kegiatan APSSI dengan jumlah peserta terbanyak sepanjang sejarahnya. Karena banyaknya peserta adalah salah satu indikator dari suksesnya kegiatan. Hal ini diungkapkan langsung Ahmad Sinala, Wakil Ketua 2 APSSI di penghujung sambutan penutupan kegiatan workshop, 29 Oktober 2014 di Hotel Santika Pontianak.
“lebih dari 60 prodi Sosiologi yang hadir dengan jumlah peserta yang selama kami ikuti terbesar kali ini, di Manado, semangat kongres harus bisa lebih dari Pontianak” kata Ahmad Sinala. Dosen Untad ini juga menyampaikan apresiasi dan rasa terimakasih kepada panitia yang telah bekerja keras sejak kedatangan, pembukaan acara, pembahasan komisi, rencana menyusuri Sungai Kapuas di malam hari, dan city tour esok pagi.
Dalam pidato penutupan workshop, Ahmad Sinala menyampaikan ketidakhadiran Ketua Umum karena ada tugas di luar negeri namun beliau diharapkan mudah-mudahan bisa menghadirkan presiden Jokowi atau wapres Jusuf Kalla dalam kegiatan Kongres di Manado tahun depan.
Terkait dengan rumusan hasil kesepakatan workshop yang sebelumnya telah diplenokan, dikatakan Ahmad Sinala akan digunakan sebagai rujukan bagi prodi sosiologi dalam rangka standarisasi terkait dengan jurnal, kurikulum, penelitian dan sebagainya tanpa membedakan prodi lama atau yang baru berdiri. “Nanti tidak ada lagi dikotomi prodi yang besar atau yang kecil karena kita akan sama-sama maju dengan semangat yang sudah terbangun melalui proses-proses kerja selama ini” tegasnya.
Terkesan dengan atmosfer workshop yang diselenggarakan FISIP Untan, Ahmad Sinala menghimbau agar semangat dan kebersamaan yang demikian besar terbangun di Pontianak hendaknya bisa dijadikan starting point untuk lebih ditingkatkan kedepan, “Semoga didalam kongres di Manado nanti lebih banyak lagi peserta yang hadir” kata dia. Karena menurut dia semakin banyak peserta dari anggota APSSI maka semakin banyak pemikiran yang bisa dihasilkan untuk kemajuan bersama.
Dalam penghujung pidatonya, Ahmad Sinala menggaris bawahi suatu persoalan mendasar yang mengemuka dalam bahasan komisi seperti masih ada yang mempertanyakan apa itu sosiologi, apa urgensinya setelah dipelajari usai studi bagi kehidupan mahasiswa?, “kita perlu menata kembali APSSI kedepan guna menjawab berbagai tantangan yang dihadapi prodi-prodi sosiologi”. demikian kata Ahmad Sinala sesaat sebelum resmi menutup kegiatan Workshop. (dd98).[:de]Fisipnews- Ada kebanggan tersendiri ketika dinyatakan bahwa kegiatan Workshop Nasional yang diselenggarakan atas kerjasama APSSI dan Sosiologi FISIP Untan tahun 2014 ini adalah kegiatan APSSI dengan jumlah peserta terbanyak sepanjang sejarahnya. Karena banyaknya peserta adalah salah satu indikator dari suksesnya kegiatan. Hal ini diungkapkan langsung Ahmad Sinala, Wakil Ketua 2 APSSI di penghujung sambutan penutupan kegiatan workshop, 29 Oktober 2014 di Hotel Santika Pontianak.
“lebih dari 60 prodi Sosiologi yang hadir dengan jumlah peserta yang selama kami ikuti terbesar kali ini, di Manado, semangat kongres harus bisa lebih dari Pontianak” kata Ahmad Sinala. Dosen Untad ini juga menyampaikan apresiasi dan rasa terimakasih kepada panitia yang telah bekerja keras sejak kedatangan, pembukaan acara, pembahasan komisi, rencana menyusuri Sungai Kapuas di malam hari, dan city tour esok pagi.
Dalam pidato penutupan workshop, Ahmad Sinala menyampaikan ketidakhadiran Ketua Umum karena ada tugas di luar negeri namun beliau diharapkan mudah-mudahan bisa menghadirkan presiden Jokowi atau wapres Jusuf Kalla dalam kegiatan Kongres di Manado tahun depan.
Terkait dengan rumusan hasil kesepakatan workshop yang sebelumnya telah diplenokan, dikatakan Ahmad Sinala akan digunakan sebagai rujukan bagi prodi sosiologi dalam rangka standarisasi terkait dengan jurnal, kurikulum, penelitian dan sebagainya tanpa membedakan prodi lama atau yang baru berdiri. “Nanti tidak ada lagi dikotomi prodi yang besar atau yang kecil karena kita akan sama-sama maju dengan semangat yang sudah terbangun melalui proses-proses kerja selama ini” tegasnya.
Terkesan dengan atmosfer workshop yang diselenggarakan FISIP Untan, Ahmad Sinala menghimbau agar semangat dan kebersamaan yang demikian besar terbangun di Pontianak hendaknya bisa dijadikan starting point untuk lebih ditingkatkan kedepan, “Semoga didalam kongres di Manado nanti lebih banyak lagi peserta yang hadir” kata dia. Karena menurut dia semakin banyak peserta dari anggota APSSI maka semakin banyak pemikiran yang bisa dihasilkan untuk kemajuan bersama.
Dalam penghujung pidatonya, Ahmad Sinala menggaris bawahi suatu persoalan mendasar yang mengemuka dalam bahasan komisi seperti masih ada yang mempertanyakan apa itu sosiologi, apa urgensinya setelah dipelajari usai studi bagi kehidupan mahasiswa?, “kita perlu menata kembali APSSI kedepan guna menjawab berbagai tantangan yang dihadapi prodi-prodi sosiologi”. demikian kata Ahmad Sinala sesaat sebelum resmi menutup kegiatan Workshop. (dd98).[:]
You must be logged in to post a comment.