ditulis oleh Ema Yanti
Pontianak, IKOM FISIP UNTAN- Peta Kaum Muda Indonesia, Diskusi Edukasi dari Tempo Institute Saya setuju dengan pepatah yang mengatakan bahwa “pengalaman adalah guru yang terbaik” karena dengan berbekal pengalaman kita mendapatkan pelajaran yang tentunya bermanfaat untuk kita ke depannya.
PKMI ( Peta Kaum Muda Indonesia)
Itulah salah satu alasan kenapa saya mengikuti kegiatan Peta Kaum Muda Indonesia(PKMI). Saya ingin menambah pengalaman dan pengetahuan saya dan melalui tulisan ini Saya ingin berbagi pengalaman untuk teman-teman, yang mungkin masih bingung apa itu PKMI ? atau yang sudah tau PKMI, tapi masih belum bisa mengikuti agendanya.
Nah, jadi PKMI (Peta Kaum Muda Indonesia) adalah sebuah kegiatan diskusi dalam merekam gagasan, pemikiran, dan kegelisahan seluruh anak muda. Kegiatan PKMI ini dilaksanakan pada tanggal 7-8 September 2017 di Aula Bank Indonesia kantor perwakilan Kalimantan Barat.
Kegiatan PKMI ini diselenggarakan oleh Tempo Institute yang bekerja sama dengan Friedrich Ebert Stiftung (FES).
Tempo Institute sendiri merupakan sebuah wadah untuk pengembangan kualitas jurnalistik. Diikuti kurang lebih oleh 150 mahasiswa/i dari berbagai universitas yang ada di Pontianak, dan beberapa perwakilan dari komunitas-komunitas yang ada di Pontianak. Dalam kegiatan PKMI ini Tempo Institute memberikan banyak informasi, pengetahuan dan wawasan kepada kami.
Pembagian Materi
Pada hari pertama atau tepatnya tanggal 7 September 2017 kita diberikan pelatihan menulis. Pelatihan menulis ini sangat menarik Karena yang menjadi narasumbernya merupakan senior dari
Tempo Institute yang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya dalam menulis. LR Baskoro, yaitu redaktur senior dari Tempo Institute. Beliau merangkum semuanya dalam sebuah tema “menjelajahi dunia dengan menulis”. Kemudian di hari ke keduayaitu sesi diskusi ruang terbuka (open space).
Jika di hari pertama kami dibekali berbagai materi mengenai dunia literasi maka lain halnya dengan hari kedua . Hari kedua mahasiswa/i atau seluruh peserta PKMI diberikan kebebasan untuk bersuara, menyampaikan opininya, gagasannya, mengenai berbagai hal yang menjadi masalah di negeri ini. Diskusi yang diangkat juga berasal dari peserta PKMI bukan dari panitia atau penyelenggara.
Diskusi ini berlangsung efektif karena semua peserta aktif untuk menyampaikan pendapatnya mengenai masalah yang sedang didiskusikan. Masing-masing kelompok mempunyai pokok pembahasan yang berbeda-beda.
Pada saat itu saya sendiri ikut ke dalam diskusi yang mengangkat tema “langkah nyata dalam memajukan daerah-daerah terbelakang”. Berbicara mengenai daerah-daerah terbelakang tentu kita tahu bahwa pembangunan di Indonesia tidaklah merata masih banyak daerah-daerah yang memprihatinkan, daerah-daerah yang terbelakang yang luput dari perhatian pemerintah.
Salah satunya adalah daerah perbatasan. Disinilah kami mendiskusikan banyak hal. Bagaimana sikap dan tindakan kita sebagai mahasiswa untuk dapat ikut andil berkontribusi dalam memajukandaerah-daerah terbelakang, bagaimana cara kita untuk mencerdaskan anak-anak bangsa di tengah keterbatasan.
Hasil dari diskusi kami adalah dengan menyediakan relawan untuk mengajar anak-anak yang ada di daerah-daerah terbelakang, menyadarkan kepada orangtua dan anak-anak mengenai betapa pentingnya pendidikan.
Selain itu pemerintah juga perlu memperbaiki akses untuk menuju daerah-daerah terbelakang. Memberikan sosialisasi megenai pentingnya kesehatan.
Jika penerus generasi bangsanya sudah disiapkan sejak dini, dididik maka bukan tidak mungkin mereka-mereka yang tadinya hanyalah anak-anak yang terbelakang kelak dapat memajukan daerah nya masing-masing dengan kemampuan dan ilmu yang dimilikinya.
Setelah diskusi panjang maka berakhirlah kegiatan PKMI. Melalui kegiatan PKMI ini, saya belajar bahwa penting untuk kita dapat menerapkan budaya membaca dan menulis dalam kehidupan sehari-hari.
Penting untuk kita sebagai mahasiswa untuk berani berbicara, berani mengeluarkan pendapat dan berani untuk berargumen.Apa yang menjadi masalah di Negeri ini maka akan menjadi masalah bagi kita bersama.
Bagi saya bertemu dengan teman-teman yang sebelumnya tidak dikenal, bertemu dengan pembicara-pembicara yang sangat luar biasa, adalah salah satu penglaman yang sangat berharga.
Mereka tak tanggung-tanggung memberikan pelatihan dan ilmu nya kepada kami. Karena itu saya merasa salah satu orang yang sangat beruntung karena telah terpilih menjadi peserta dari kegiatan Peta Kaum Muda Indonesia.
Update PPID Pelaksana UNTAN
I’m going to discuss a few reasons why practice is important to learning skills. The only way to truly master a skill is by actually doing what you’ll have to do in the real world. I think practice can be a fun way of putting in the necessary hours. There are some people who will disagree. It is said that people tend to remember only 10-20% of what they’ve heard or read. That number rises to as much as 90% when you put theory to practice. Following up explanation with practice is key to mastering a skill.
Subheading Distribution
In this paragraph, I’m going to discuss a few reasons why practice is important to mastering skills. Firstly, the only way to truly learn a skill is by actually doing what you’ll have to do in the real world. Secondly, I think practice can be a fun way of putting in the necessary hours. There are, however, some people who will disagree. Thirdly, and most importantly, it is said that people tend to remember only 10-20% of what they read or hear. Moreover, that number rises to as much as 90% when you put theory to practice. In conclusion, following up explanation with practice is key to mastering a skill.
In this paragraph, I’m going to discuss a few reasons why practice is important to mastering skills. Firstly, the only way to truly learn a skill is by actually doing what you’ll have to do in the real world. Secondly, I think practice can be a fun way of putting in the necessary hours. There are, however, some people who will disagree. Thirdly, and most importantly, it is said that people tend to remember only 10-20% of what they read or hear. Moreover, that number rises to as much as 90% when you put theory to practice. In conclusion, following up explanation with practice is key to mastering a skill.
Subheading Distribution
I’m going to discuss a few reasons why practice is important to learning skills. The only way to truly master a skill is by actually doing what you’ll have to do in the real world. I think practice can be a fun way of putting in the necessary hours. There are some people who will disagree. It is said that people tend to remember only 10-20% of what they’ve heard or read. That number rises to as much as 90% when you put theory to practice. Following up explanation with practice is key to mastering a skill.
Subheading Distribution
In this paragraph, I’m going to discuss a few reasons why practice is important to mastering skills. Firstly, the only way to truly learn a skill is by actually doing what you’ll have to do in the real world. Secondly, I think practice can be a fun way of putting in the necessary hours. There are, however, some people who will disagree. Thirdly, and most importantly, it is said that people tend to remember only 10-20% of what they read or hear. Moreover, that number rises to as much as 90% when you put theory to practice. In conclusion, following up explanation with practice is key to mastering a skill.
In this paragraph, I’m going to discuss a few reasons why practice is important to mastering skills. Firstly, the only way to truly learn a skill is by actually doing what you’ll have to do in the real world. Secondly, I think practice can be a fun way of putting in the necessary hours. There are, however, some people who will disagree. Thirdly, and most importantly, it is said that people tend to remember only 10-20% of what they read or hear. Moreover, that number rises to as much as 90% when you put theory to practice. In conclusion, following up explanation with practice is key to mastering a skill.
You must be logged in to post a comment.