Dua siswa Indonesia berhasil membawa pulang piala dalam Kompetisi Roket Air Internasional (KRAI) 2016 yang diselenggarakan di University of the Philippines Los Baños, Filipina pada 12 – 13 November 2016. Keduanya adalah Bayu Dwi Tjahyono, siswa SMPN 5 Kebumen yang berhasil menyabet juara kedua, dan Alfian Pebriansyah, siswa SMKN 4 Pontianak yang berhasil meraih juara ketiga. Dalam ajang yang rutin digelar oleh Asia Pacific Regional Space Agency Forum (APRSAF) sejak tahun 2005 ini, sebanyak 54 peserta saling unjuk kreativitas dan keterampilan untuk mengalahkan para pesaingnya dari 13 negara berbeda, yakni Bangladesh, China, India, Jepang, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Nepal, Pakistan, Singapura, Srilanka, Thailand, dan Vietnam.
Berbekal perhitungan yang cermat dalam mengkombinasikan sudut elevasi roket pada peluncur, jumlah tekanan yang dipompakan, dan jumlah air yang ditambahkan ke dalam botol, membuat roket yang didesain oleh Bayu dan Alfian mencapai titik target 80 meter dari lokasi peluncuran. Faktor angin kencang yang sempat diprediksi akan menghambat laju roket, ternyata justru dapat dimaksimalkan sehingga roket mencapai titik target.
Seperti diketahui, para peserta yang mewakili Indonesia dalam KRAI 2016 ini telah melalui tiga tahap seleksi sebelumnya, yakni Kompetisi Roket Air Tingkat Regional yang dilaksanakan oleh science center atau institusi yang telah bekerjasama dan ditunjuk oleh Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP Iptek) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), sebagai institusi pelaksana kegiatan roket air tingkat regional. Pemenang dari masing-masing kompetisi tingkat regional ini kemudian mengikuti seleksi tingkat nasional, yakni pada Kompetisi Roket Air Nasional (KRAN) 2016, yang digelar di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong, pada Oktober lalu. Para pemenang dari KRAN 2016 inilah yang berhak mengikuti KRAI 2016 di Filipina.
(Baca juga: 6 Pemenang KRAN 2016 Wakili Indonesia ke Filipina)
Sebelum keberangkatan menuju Filipina, para peserta dari Indonesia yang berjumlah 6 orang ini mendapat pembekalan materi dan bimbingan teknis di PP Iptek dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Pembekalan intensif ini bertujuan agar kemampuan siswa semakin terasah dalam membuat dan memperhitungkan daya luncur roket.
Kompetisi roket air sendiri merupakan ajang adu kreativitas di bidang teknologi kedirgantaraan dimana roket air digunakan sebagai salah satu medianya, dengan tujuan untuk menumbuhkembangkan minat, kreativitas dan inovasi pelajar Indonesia terhadap pengembangan teknologi kedirgantaraan. Dalam kompetisi ini, peserta beradu keterampilan dalam mendesain dan meluncurkan roket air berdasarkan zona sasaran yang sudah ditentukan, mengacu pada aturan yang berlaku pada kompetisi tingkat internasional. PP Iptek sebagai science center pertama di Indonesia dan salah satu wahana pembelajaran iptek bagi masyarakat luas, khususnya generasi muda, memiliki peran strategis dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia sesuai dengan visi dan misi yang diembannya. (PSP)
You must be logged in to post a comment.